A. Pendahuluan
Satu masalah dari metode spesialis
tugas adalah bahayanya apabila para siswa hanya akan belajar mengenai subtopik
yang menjadi tnggung jawab mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, kebanyakan metode-metode spesialisasi tugas memasukkan sebuah prosedur di mana para siswa saling berbagi informasi yang telah mereka kumpulkan bersama teman satu kelompok dan, dalam banyak kasus, dengan kelas sebagai satu keseluruhan. Dalam jigsaw II, para siswa diberikan kuis yang berkaitan dengan semua topik dan skor kuis yang berkaitan dengan semua topik dan skor kuis dirata-rata untuk mendapatkan skor tim. Jadi apabila menginginkan tim nya berhasil, anggota tim haruslah tidak hanya menyelesaikan sub tugas mereka tetapi juga melakukan tugas lainnya dengan baik yaitu berbagi informasi dengan teman satu timnya. Dalam Group Investigation dan Co-op Co op, tim menyiapkan informasi dan kemudian melaporkannya kepada kelas.
Untuk mengatasi masalah ini, kebanyakan metode-metode spesialisasi tugas memasukkan sebuah prosedur di mana para siswa saling berbagi informasi yang telah mereka kumpulkan bersama teman satu kelompok dan, dalam banyak kasus, dengan kelas sebagai satu keseluruhan. Dalam jigsaw II, para siswa diberikan kuis yang berkaitan dengan semua topik dan skor kuis yang berkaitan dengan semua topik dan skor kuis dirata-rata untuk mendapatkan skor tim. Jadi apabila menginginkan tim nya berhasil, anggota tim haruslah tidak hanya menyelesaikan sub tugas mereka tetapi juga melakukan tugas lainnya dengan baik yaitu berbagi informasi dengan teman satu timnya. Dalam Group Investigation dan Co-op Co op, tim menyiapkan informasi dan kemudian melaporkannya kepada kelas.
Dalam pembahasan ini menampilkan
panduan rinci untuk tiga metode spesialisasi tugas –Group Investigasi, Co-op Co-op, dan Jigsaw II- dan mengambarkan
secara singkat metode-metode spesialisasi tugas lainnya, termasuk beberapa
versi dari Jigsaw.
B. PEMBAHASAN
1. GROUP
INVESTIGASI
a. Dasar
Pemikiran
Group
investigasi memiliki akar filosofis, etis, psikologi penulisan sejak awal tahun
abad ini. Diantara tokoh yang tekemuka dan berorientasi pada pendidikan adalah
John Dewey. Pandangan Dewey terhap kooperasi dalam kelas sebagai sebuah
prasyarat unutk bisa menghadapi berbagai maslah kehidupan yang komplek dalam
masyarakat demokrasi.
Untuk
mengimplementasikan dasar pemikiran diatas maka:
1)
Menguasai kemampuan kelompok,
Guru dan siswa melaksanakan sejumlah kegiatan akademik
dan non-akademik yang dapat membangun norma-norma perilaku kooperatif yang
sesuai dengan di dalam kelas.
2)
Perencanaan kooperatif,
Menentukan
apa yang ingin mereka investigasikan sehubung dengan upaya mereka untuk
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, sumber apa yang mereka butuhkan,
siapa melakukan apa, dan bagaimana mereka akan menampilkan proyek mereka yang
sudah selesai ke hadapan kelas.
3)
Peran guru,
Guru
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Dengan cara berkeliling diantara
kelompok-kelompok yang ada, untuk melihat bahwa mereka bisa mengelola tugasnya,
dan membantu tiap kesulitan yang meeka hadapi dalam interaksi kelompok. Yang
pertama dan terpenting adalah guru harus membuat model kemampuan komunikasi dan
sosial yang diharapkan dari para siswa.
b.
Implementasi
Dalam kelompok investigasi, ada enam langkah yang
harus dilakukan guru dalam mengimplementasikan kelompok investigasi yaitu:
1)
Mengidentifikasi
topik dan mengatur murid kedalam kelompok.
a)
Siswa meneliti beberapa sumber,
mengusulkan sejumlah topic, dan mengkategorikan saran-saran.
b)
Siswa bergabung di dalam kelompoknya
untuk mempelajari topic yang telah mereka pilih.
c)
Komposisi kelompok didasarkan pada
keterkaitan siswa dan harus bersifat heterogen.
d)
Guru membantu dalam pengumpulan
informasi dan memfasilitasi pengaturan
2)
Merencanakan
tugas yang akan dipelajari
Para siswa merencanakan bersama mengenai :
·
Apa yang akan dipelajari?
·
Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa
melakukan apa? (pemberian tugas)
·
Untuk tujuan atau kepentingan apa
kita menginvestigasi topic ini?
3)
Melaksanakan
investigasi
·
Siswa mengumpulkan informasi,
menganilisis data, dan membuat kesimpulan
·
Tiap anggota kelompok berkontribusi
untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya
·
Siswa saling bertukar, berdiskusi,
mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan
4)
Menyediakan
laporan akhir
·
Anggota kelompok menentukan
pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
·
Anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
·
Wakil-wakil kelompok membentuk
sebuah pnitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi
5)
Mempresentasikan
laporan akhir
·
Presentasi yang dibuat untuk seluruh
kelas dalam berbagai macam bentuk
·
Bagian presentasi tersebut harus
dapat melibatkan pendengarnya secara aktif
·
Para pendengar tersebut mengevaluasi
kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan criteria yang telas ditentukan
sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
6)
Evaluasi
·
Siswa saling memberikan umpan balik
mengenai topic tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai
keefektifan pengalaman-pengalaman mereka
·
Guru dan murid berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran siswa
·
Penilaian atas pembelajaran harus
mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
2.
METODE CO-OP CO-OP
Co-Op Co-Op
hampir sama dengan kelompok investigasi. Metode ini menempatkan kelompok dalam
kerja sama antara satu sama lain untuk mempelajari suatu topik di kelas. Metode
ini memberikan kesempatan siswa untuk bekerja bersama-sama di dalam
kelompok-kelompok kecil. Untuk menguji pemahaman mereka tentang pelajaran yang
telah dipelajari maka diberikan kesempatan untuk berbagi pemahaman baru atau
dengan teman sebaya. Ketika guru memahami filosofi Co-Op Co-Op maka dia dapat
memilih beberapa cara untuk mengaplikasikan pendekatan yang akan digunakan di
dalam kelas.
Untuk itu ada 9 langkah
dalam peningkatan kemampuan dalam metode ini :
1)
Diskusi Kelas terpusat pada siswa
Mendorong
para siswa untuk menemukan dan mengekspresikan ketertarikan mereka sendiri
terhadap subyek yang akan dipelajari lalu lakukan diskusi kelas yang terpusat
pada siswa. Tujuan dari diskusi ini haruslah dapat meningkatkan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran unit pelajaran dengan membuka dan memancing rasa ingin
tahu mereka, diskusi harus mengarah pada sebuah pemahaman di antara guru dan
semua siswa mengenai apa yang akan dipelajari dan dialami oleh para siswa
sehubungan dengan topic yang akan dicakupi.
2)
Menyeleksi Tim Pembelajaran Siswa dan Pembentukan Tim.
Apabila para
siswa belum memulai bekerja dalam tim, aturlah mereka ke dalam tim heterogen
yang terdiri dari empat sampai lima anggota seperti dalam STAD. Para siswa
perlu memiliki kelompok kerja dengan kemampuan yang baik dan kepercayaan yang
terbangun sebelum memulai co-op co-op.
3)
Seleksi Topik Tim
Biarkan
siswa memilih topic untuk topic tim mereka terlebih dahulu, apabila topic tim
tidak langsung diikuti dengan diskusi kelas berpusat pada siswa. Doronglah
siswa untuk mendiskusikan berbagai macam topic di antara mereka sendiri supaya
mereka dapat memastikan topic yang paling banyak menarik perhatian anggota tim
mereka. Guru bisa memfasilitasi kesatuan kelas dengan menunjukan bagaimana tiap
topic tersebut dapat memberikan kontribusi penting kepada tujuan kelas, yaitu
menguasai unit pelajaran yang sedang dipelajari.
4)
Pemilihan Topik Kecil
Tiap tim
membagi topiknya untuk membuat pembagian tugas di antara anggota tim, tiap
siswa memilih topic kecil yang mencakup satu aspek dari topic tim. Topic kecil
ini mungkin saja tumpang tindih, dan anggota tim di dorong untuk saling berbagi
referensi dan bahan pelajaran, tetapi tip topic kecil harus memberikan
kontribusi yang unik bagi usaha tim. Karena perbedaan dalam kemampuan dan
ketertarikan, maka merupakan sesuatu yang natural dan dapat diterima bagi
sebagian siswa untuk berkontribusi lebih besar dari yang lainnya untuk usaha
yang dilakukan tim, tetapi semua anggota tim perlu memberikan kontribusi
penting. Guru dapat menyelesaikan masalah ini dengan:
·
Membiarkan siswa mengevaluasi
kontribusi dari teman satu timnya.
·
Memberikan tugas atau proyek
individual kepada siswa yang berkaitan dengan topic kecil mereka
·
Memonitor kontribusi individual
5)
Persiapan Topik Kecil
Setiap siswa
bertanggung jawab terhadap topic kecil mereka dan bahwa kelompok tersebut
tergantung pada mereka untuk menemukan aspek penting dari usaha yang dilakukan
tim. Persiapan tim bisa saja melibatkan penelitian kepustakaanm, pengumpulan
data melalui wawancara atau eksperimen, mencipatakan proyek individual, atau
sebuah kegiatan ekspresif seperti menulis atau melukis. Kegiatan-kegiatan ini
dilakukan dalam ketertarikan yang semakin kuat karena para siswa tahu mereka
akan membagi hasil karyanya dengan teman satu timnya dan bahwa hasil kerja
mereka akan memberikan kontribusi terhadap presentasi tim.
6)
Presentasi Topik Kecil
Setelah para
siswa menyelesaikan kerja individual mereka mempresentasikan topic kecil mereka
kepada teman satu timnya. Presentasi topic kecil di dalam tim haruslah bersifat
formal. Yaitu tiap anggota tim diberikan waktu khusus, dan berdiri ketika
mempresentasikan topic kecilnya.
Presentasi
dan diskusi kelompok kecil di dalam tim dilakukan dengan cara yang dapat
membuat semua teman satu tim memperoleh semua pengetahuan dan pengalaman yang
dilakukan oleh masing-masing anggota tim. Selama presentasi kelompok kecil,
pembagian tugas di dalam tim bisa di dorong supaya ada satu anggota tim yang
mencatat, yang lainnya mengkritik, yang lain lagi memberi dukungan, dan yang
lain lagi memeriksa poin-poin yang meencapai titik dari informasi yang dipresentasikan.
7)
Persiapan presentasi tim
Para siswa
didorong untuk memadukan semua topic kecil dalam presentasi tim. Di sana harus
ada sintesis aktif dari topik-topik kecil tersebut supaya selama diskusi tim
presentasi tim akan menjadi lebih dari sekedar sekumpulan presentasi topic
kecil.
Diskusi
mengenai bentuk presentasi tim harus mengikuti sintesis materi topic kecil.
Bentuk presentasi tersebut haruslah ditentukan berdasarkan konten materinya.
Misalnya bila sebuah kelompok tidak dapat mencapai kesepakatannya, maka bentuk
ideal presentasi mereka adalah mempresentasikan debat kehadapan kelas.
8)
Presentasi tim
Dalam
presentasi tim, mereka boleh saja memasukkan sebuah periode Tanya-jawab atau
waktu untuk memberikan komentar dan umpan balik. Sebagai tambahan, mengikuti
presentasi tersebut guru mungkin akan merasa perlu memimpin sesi atau
mewawancara tim supaya tim lainnya dapat mempelajari sesuatu mengenai apa yang
terlibat dalam pembangunan presentasi tersebut. Biasanya tim yang sukses akan
dipandang sebagai model. Selama sesi wawancara setelah presentasi ini, guru
memberikan strategi yang mungkin berguna bagi tim lainnya dalam unit co-op
co-op berikutnya
9)
Evaluasi
Evaluasi
dilakukan dalam 3 tingkatan:
a.
Pada saat presentasi tim dievaluasi
oleh kelas
b.
Kontribusi individual terhadap usaha
tim dievaluasi oleh teman satu timnya.
c.
Pengulangan kembali materi atau
presentasi topic kecil oleh tiap siswa dievaluasi oleh sesama siswa.
3. JIGSAW II
Metode
pengajaran dengan metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
rekan-rekannya (1978). Jigsaw II dapat digunakan apabila materi yang akan
dipelajari adalah yang berbentuk narasi tertulis. Dalam Jigsaw II siswa bekerja
dalam tim yang heterogen seperti dalam STAD dan TGT. Kunci metode Jigsaw adalah
interdepedensi: tiap siswa bergantung pada teman satu laninya untuk dapat
memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada saat
penilaian.
a. Persiapan:
1)
Materi,
Untuk
membuat materi Jigsaw II, langkah-langkah berikut:
·
Pilih satu atau dua bab , cerita,
atau unit-unit lainnya yang masing-masing mencakup meteri untuk dua atau tiga
hari. Jika para siswa akan membacanya dikelas, materi yang dipilih haruslah
membutuhkan waktu tidak lebih dari setengah jam untuk membacanya, jika bacaan
tersebut akan dijadikan tugas rumah maka pilihannya boleh panjang.
·
Buatlah sebuah lembar ahli untuk
tiap unit. Lembar ini berisi empat topik yang menjadi inti dari unit
pembelajaran.
·
Buatlah kuis, tes berupa esai, atau
bentuk penilaian lainnya untuk tiap unit, paling sedikit delapan pertanyaan,
dua untuk tiap topik, atau beberapa soal yang jumlahnya kelipatan empat,
tujuannya supaya ada jumlah soal yang seimbang untuk tiap topik.
·
Gunakan skema diskusi, skema diskusi
untuk tiap topik dapat membantu mengarahkan diskusi dalam kelompokkelompok
ahli.
2)
Membagi
siswa kedalam tim.
Membagi tim
dalam heterogen yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota, persis
seperti dalam STAD.
3)
Membagi
siswa ke dalam kelompok ahli,
Apabila
kelas anda mempunyai lebih dari duapuluh empat siswa siswa, anda harus mempunyai
dua kelompok ahli untuk tiap topik, supaya dalam tiap kelompok ahli terdapat
tidak lebih enam siswa; kelompok ahli yang jumlahnya lebih dari enam berpotensi
untuk tidak maksimal.
4)
Penentuan
skor awal pertama,
Berikan skor
awal pertama siswa persis seperti dalam STAD . gunakan skor lembar kuis untuk
mencatat skor-skor tersebut.
b. Jadwal Kegiatan.
a) Membaca.
Siswa menerima topik ahli dan membaca meteri yang diminta untuk menemukan
informasi.
b)
Diskusi kelompok ahli. Siswa dalam
keahian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok ahli.
c)
Laporan tim. Para ahli kembali
kedalam kelompoknya masing-masing untuk mengajari topik-topik mereka kepada
teman-teman satu timnya.
d) Tes. Para
siswa mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakup semua topik.
e)
Rekognisi tim. Skor tim dihitung
seperti dalam STAD.
4. JIGSAW
ORISINIL
Dalam Jigsaw
orisinil, para siswa membaca bagian-bagian yang berbeda dengan bacaan temannya
yang lain dalam satu timnya. Ini memang berguna untuk membantu para ahli
menguasai informasi yang unik, sehingga membuat tim sangat menghargai
kontribusi tiap anggotanya.
Guru yang
ingin memanfaatkan kelebihan dari fitur-fitur tertentu dari Jigsaw orisinil
dapat mewujudkan dengan menggunakan Jigsaw II dengan memodifikasi sebagai
berikut:
a)
Tulislah unit-unit yang menampilkan
informasi unik mengenai subjek tetapi tetap masuk akal.
b)
Bagi kedalam tim dengan anggota lima
sampai enam orang dan buat lima topik untuk tiap unit.
c)
Tunjukkan satu orang pemimpin tim,
d)
Seringlah gunakan kuis-kuis dan
jangan menggunaka skor tim.
Cara lain Menggunakan Jigsaw
·
Bisa menyuruh siswa mencari
meteri-materi kepustakaan atau kelas untuk mendapatkan informasi.
·
Setelah para ahli menyampaikan
laporan, mintalah siswa menulliskan esai atau memberikan laporan lisan dari
pada memberikan kuis.
·
Anda bisa memberikan tiap tim topik
yang unik untuk dipelajari bersama.
5. COMPLEX
INSTRUCTION (PENGAJARAN KOMPLEKS)
Metode
pembelajaran kooperatif lainnya yang didasarkan pada mencari keterangan dan
investigasi disebut Complex Instruction (Cohen, 1986). Bentuk yang paling
banyak digunakan dari pendekatan ini adalah sebuah program yang disebut finding
Out/Descubrimiento, sebuah program berorientasi penemuan untuk pelajaran ilmu
pengetahuan Ilmiah di sekolah dasar yang dikembangkan oleh Edward DeAvila dan
Elizabeth Cohen. Metode ini, menggunakan kelas dwi bahasa khusus, yang
melibatkan para siswa dalam kelompok kecil, diberikan kegiatan-kegiatan Ilmiah
yang diarahkan kepada penemuan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan ilmiah. Para
siswa boleh bekerja sama mengerjakan eksperimen untuk menemukan prinsip-prinsip
magnatisme, suara, cahaya, dan sebagainya.
Referensi
E. Slavin, Robert.2005.
Cooperative Learning, Teori, Riset dan PraktikLondon : Allymand Bacon.
1 komentar:
Sdr. Dani
Sebaiknya header teksnya diperbaiki. Kombinasi warna perlu disempurnakan. Jumlah link dengan teman ditambah. asesoris blog lengkapi. Penataan tulisan kurang baik. Gunakan warna dan model latar yang berbeeda dari teman lainnya. Tidak boleh sama.
Segera Perbaiki
Trims
darman
Posting Komentar